Karst merupakan satuan geomorfologi yang memiliki karakteristik topografi danhidrologi yang unik, terbentuk pada batuan yang mudah larut dan memiliki porositas sekunder yang dapat berkembang dengan baik seperti batuan karbonat (Ford dan Williams,1989). Karst tidak hanya dapat terbentuk di daerah berbatuan karbonat, namun juga batuan yang mudah larut lainnya seperti gipsum dan batu garam. Kawasan karst terbentuk karena proses karstifikasi.
Salah satu kawasan karst yang ada di Provinsi Kalimantan Utara adalah kawasan karst yang secara administratif termasuk dalam Wilayah Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan. Secara geografis daerah Inventarisasi terletak pada 117o 21’ 37,24” - 118o 25’ 54,82” BT dan 1o 09’ 59,64” LU - 2o 52’ 23” LS.
Berdasarkan pada bentuk relief, ketinggian dan kemiringan lerengnya serta struktur geologi yang berkembang daerah Kawasan Kars Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan dapat dikelompokkan menjadi 3 (Tiga) satuan morfologi yaitu satuan morfologi dataran alluvial, satuan morfologi dataran bergelombang dan satuan morfologi perbukitan kars.
Struktur geologi didaerah ini terdiri dari lipatan sesar normal, sesar geser, dan kelurusan, menunjukkan arah utama barat laut - tenggara dan barat daya -Timurl aut. Struktur lipatan seperti antiklin dan sinklin berarah barat laut - tenggara dan barat daya – timur laut.
Keberadaan sumberdaya air kars di daerah Kecamatan Tanjung Palas tidak lepas dari siklus hidrologinya. Air hujan dipermukaan tanah sebagian akan menjadi air permukaan yang terkumpul di sungai dan telaga, sebagian akan menjadi permukaan yang terkumpul disungai dan telaga, sebagian diuapkan kembali oleh tumbuhan, atau permukaan air dan tanah sebagai evapotranspirasi, dan sisanya meresap kedalam tanah menuju daerah jenuh menjadi air bawah tanah.
Air tanah yang terdapat di dalam batu gamping bergerak dan tersimpan didalam ruang antar butir, rekahan, gabungan ketiganya, bentuk, ukuran, dan keseragaman ukuran butir akan mempengaruhi porositas. Batuan yang berbutir seragam, ukuran pasir kasar, dan bentuk membundar baik akan mempunyai porositas lebih tinggi dibanding pasir berukuran sangat halus dan berbutir tidak seragam. Batu gamping yang mempunyai rekahan saling terhubung akan mempunyai porositas yang lebih baik dibanding batugamping yang tidak mempunyai rekahan.
Akumulasi air bawah tanah juga dikendalikan oleh curah hujan, jenis dan sifat fisik batugamping, serta keadaan bentang alamnya. Faktor-faktor itu akan membentuk system yang dinamis dan terpadu, yang terpengaruh terhadap keterdapatan air bawah tanah.
Hidrogeologi kawasan kars Tanjung Palas berbeda dengan kawasan bukan kars. Pola pengaliran air bawah – permukaan daerah kars merupakan fenomena alam yang rumit, dan secara visual tidak mudah dilacak. Hal itu disebabkan karena sungai bawah tanah terletak belasan hingga puluhan meter dibawah permukaan tanah. Sungai bawah tanah itu membentuk komponen aliran pada saluran utama, yang merupakan gabungan antara limpasan dasar (internal base run off) yang berasal dari aliran sebar melalui media akuifer, dan limpasan-langsung (conduit direct run off) yang masuk melalui mulut gua.
Sumber : Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur (esdm.kaltimprov.go.id)